Masalah kesuburan pada pasangan sering kali terkait dengan kondisi sperma pria. Salah satu kondisi yang dapat mempengaruhi kesuburan adalah rendahnya jumlah sperma, yang dikenal sebagai Oligospermia. Kondisi ini dapat menjadi salah satu penyebab utama infertilitas pada pasangan yang ingin memiliki anak.
Memahami Oligospermia dan faktor risikonya dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab kesuburan yang terganggu. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang kondisi ini, pasangan dapat mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan kemungkinan memiliki anak.
Poin Kunci
- Memahami definisi dan dampak Oligospermia pada kesuburan pria.
- Mengenal faktor risiko yang dapat menyebabkan Oligospermia.
- Mengetahui pentingnya diagnosis dini untuk mengatasi Oligospermia.
- Menjelajahi pilihan pengobatan yang tersedia untuk Oligospermia.
- Memahami bagaimana Oligospermia mempengaruhi kesuburan pasangan.
Pengertian dan Definisi Oligospermia
Memahami oligospermia memerlukan pengetahuan tentang definisi dan diagnosisnya. Oligospermia adalah kondisi medis yang ditandai dengan rendahnya jumlah sperma dalam semen pria.
Apa itu Oligospermia?
Oligospermia didefinisikan sebagai konsentrasi sperma yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu kurang dari 15 juta sperma per mililiter semen. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesuburan pria dan kemampuan untuk memiliki anak.
Menurut World Health Organization (WHO), nilai normal untuk konsentrasi sperma adalah 15 juta sperma per mililiter atau lebih. Jika konsentrasi sperma di bawah nilai ini, maka pria tersebut dapat didiagnosis dengan oligospermia.
Kriteria Diagnostik untuk Oligospermia
Diagnosis oligospermia melibatkan beberapa tes dan pemeriksaan untuk menentukan jumlah dan kualitas sperma. Kriteria diagnostik yang umum digunakan meliputi analisis semen yang rinci, termasuk parameter seperti konsentrasi sperma, motilitas, dan morfologi.
Seperti yang dikutip dari sebuah penelitian, “Diagnosis oligospermia memerlukan analisis semen yang akurat dan evaluasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesuburan pria.”
- Analisis semen untuk menentukan konsentrasi sperma
- Pemeriksaan hormonal untuk mengevaluasi keseimbangan hormonal
- Ultrasound testis untuk memeriksa adanya kelainan pada testis
Dengan memahami definisi dan kriteria diagnostik oligospermia, kita dapat lebih memahami bagaimana kondisi ini mempengaruhi kesuburan pria dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mengatasinya.
Penyebab Umum Oligospermia
Penyebab Oligospermia seringkali terkait dengan kondisi kesehatan dan gaya hidup sehari-hari. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan Oligospermia.
Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Faktor lingkungan dan gaya hidup memiliki peran penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas sperma. Polusi udara dan paparan bahan kimia berbahaya dapat mempengaruhi kesehatan sperma. Selain itu, gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga dapat memperburuk kondisi ini.
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dapat membantu mengurangi risiko Oligospermia. Menghindari paparan zat-zat berbahaya dan menjaga lingkungan sekitar dapat menjadi langkah preventif yang efektif.
Kesehatan Fisik dan Penyakit Terkait
Kesehatan fisik dan adanya penyakit tertentu dapat mempengaruhi jumlah sperma. Kondisi seperti varikokel, infeksi, dan gangguan hormonal dapat menjadi penyebab Oligospermia. Diagnosis dan penanganan kondisi-kondisi ini dapat membantu meningkatkan kualitas sperma.
Pengelolaan kesehatan yang baik, termasuk pengobatan penyakit yang terkait, sangat penting dalam menangani Oligospermia.
Pengaruh Usia dalam Oligospermia
Usia juga merupakan faktor yang berperan dalam Oligospermia. Kualitas dan kuantitas sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, pria yang berencana memiliki anak disarankan untuk mempertimbangkan faktor usia dalam perencanaan keluarga.
Memahami bagaimana usia mempengaruhi kesuburan dapat membantu pasangan dalam membuat keputusan yang tepat terkait perencanaan keluarga.
Gejala dan Tanda Oligospermia
Memahami gejala Oligospermia adalah langkah penting dalam menangani kondisi ini secara efektif. Oligospermia, atau rendahnya jumlah sperma, dapat mempengaruhi pria secara berbeda-beda.
Gejala Fisik yang Muncul
Beberapa gejala fisik yang mungkin muncul pada penderita Oligospermia antara lain:
- Perubahan pada fungsi seksual
- Pain or discomfort pada testis
- Perubahan pada karakteristik sperma
Namun, banyak kasus Oligospermia tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga diagnosis sering kali memerlukan pemeriksaan medis yang lebih mendalam.
Gejala Fisik | Deskripsi |
---|---|
Perubahan pada fungsi seksual | Dapat meliputi disfungsi ereksi atau penurunan libido |
Pain or discomfort pada testis | Dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau kondisi lainnya |
Perubahan pada karakteristik sperma | Meliputi jumlah sperma yang rendah, motilitas yang buruk, atau morfologi yang abnormal |
Dampak Emosional pada Penderita
Oligospermia tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik tetapi juga memiliki dampak emosional yang signifikan pada penderita.
Stres, kecemasan, dan depresi adalah beberapa kondisi emosional yang mungkin dialami oleh pria dengan Oligospermia.
Diagnosis Penyakit Oligospermia
Untuk mendiagnosis Oligospermia, dokter melakukan serangkaian tes yang komprehensif. Diagnosis yang akurat sangat penting untuk menentukan kondisi kesuburan pria dan memilih pendekatan pengobatan yang tepat.
Proses Diagnostik yang Diterapkan
Proses diagnostik Oligospermia dimulai dengan pemeriksaan fisik dan riwayat medis yang detail. Dokter akan memeriksa apakah ada kelainan pada organ reproduksi dan menanyakan tentang riwayat kesehatan pasien, termasuk penyakit sebelumnya dan gaya hidup.
Selanjutnya, dilakukan analisis sperma untuk menilai jumlah, motilitas, dan morfologi sperma. Tes ini merupakan langkah kunci dalam mendiagnosis Oligospermia.
Tes yang Diperlukan untuk Diagnosis
Beberapa tes yang mungkin diperlukan untuk mendiagnosis Oligospermia meliputi:
- Analisis sperma untuk menilai kualitas sperma
- Tes hormon untuk memeriksa kadar hormon reproduksi
- Ultrasonografi untuk memeriksa kelainan pada testis
- Tes genetik untuk mendeteksi kelainan genetik
Dengan melakukan serangkaian tes ini, dokter dapat menentukan penyebab Oligospermia dan menyusun rencana pengobatan yang efektif.
Pengobatan Oligospermia
Terapi yang tepat dapat membantu pria dengan Oligospermia untuk meningkatkan kesuburan. Pengobatan Oligospermia memerlukan pendekatan yang komprehensif, mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas sperma.
Pendekatan Medis untuk Oligospermia
Pengobatan Oligospermia dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan medis. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:
- Terapi hormon untuk meningkatkan produksi sperma
- Pengobatan varikokel untuk memperbaiki kualitas sperma
- Penghentian paparan zat-zat yang dapat merusak sperma
Terapi Hormon sebagai Solusi
Terapi hormon merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengobatan Oligospermia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi sperma dengan mengatur keseimbangan hormonal dalam tubuh.
“Terapi hormon dapat membantu meningkatkan kualitas sperma pada pria dengan Oligospermia.”
Berikut adalah contoh tabel yang menunjukkan efektivitas terapi hormon pada pasien Oligospermia:
No | Terapi Hormon | Hasil |
---|---|---|
1 | Penggunaan Clomiphene Citrate | Peningkatan jumlah sperma sebesar 30% |
2 | Penggunaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) | Peningkatan kualitas sperma sebesar 25% |
Pengobatan Oligospermia dengan terapi hormon memerlukan pemantauan yang ketat untuk memastikan efektivitas dan keamanan pengobatan.
Nutrisi dan Oligospermia
Nutrisi memainkan peran penting dalam penanganan oligospermia. Asupan makanan yang seimbang dapat membantu meningkatkan kualitas sperma dan kesuburan pria.
Makanan yang Meningkatkan Kualitas Sperma
Makanan tertentu dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. Beberapa contoh makanan yang bermanfaat bagi kesuburan pria antara lain:
- Buah-buahan yang kaya akan antioksidan, seperti blueberry dan stroberi.
- Sayuran seperti brokoli dan bayam yang kaya akan vitamin dan mineral.
- Ikan yang kaya akan omega-3, seperti salmon dan sarden.
- Kacang-kacangan seperti almond dan walnut yang kaya akan antioksidan dan vitamin E.
Suplemen yang Direkomendasikan
Selain makanan, suplemen juga dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. Beberapa suplemen yang direkomendasikan antara lain:
- Vitamin C yang dapat membantu meningkatkan kualitas sperma.
- Vitamin E yang memiliki sifat antioksidan.
- Zinc yang penting untuk produksi sperma.
- Selenium yang dapat membantu meningkatkan motilitas sperma.
Namun, sebelum mengonsumsi suplemen, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Alternatif Pengobatan untuk Oligospermia
Alternatif pengobatan untuk Oligospermia menawarkan berbagai pilihan yang dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. Pasangan yang mengalami kesulitan dalam memiliki anak dapat mempertimbangkan beberapa metode pengobatan alternatif ini.
Pengobatan Tradisional dan Herbal
Pengobatan tradisional dan herbal telah menjadi pilihan bagi banyak orang yang mencari alternatif untuk mengatasi Oligospermia. Beberapa tanaman herbal seperti Tribulus terrestris dan Ginseng dipercaya dapat meningkatkan kualitas sperma.
Penggunaan pengobatan herbal harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis yang kompeten untuk menghindari efek sampingan yang tidak diinginkan.
Terapi Fisik dan Psikologis
Terapi fisik seperti akupunktur dan pijat dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi stres, yang keduanya dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas sperma.
Terapi psikologis juga penting dalam menangani Oligospermia, karena stres dan kecemasan dapat berdampak negatif pada kesuburan pria. Teknik relaksasi dan konseling dapat membantu mengurangi tekanan mental.
Dengan berbagai alternatif pengobatan yang tersedia, pasangan dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memulai pengobatan alternatif.
Peran Olahraga dalam Mengatasi Oligospermia
Olahraga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesuburan pria, terutama bagi mereka yang menderita oligospermia. Dengan melakukan olahraga secara teratur, pria dapat meningkatkan kualitas sperma dan mengatasi masalah kesuburan.
Jenis Olahraga yang Direkomendasikan
Olahraga yang teratur dan tidak terlalu berat dapat membantu meningkatkan kesuburan pria. Beberapa jenis olahraga yang direkomendasikan termasuk:
- Jogging atau lari santai untuk meningkatkan sirkulasi darah
- Yoga untuk mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan hormonal
- Bersepeda untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
Manfaat Olahraga bagi Kesuburan Pria
Olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas sperma. Beberapa manfaat olahraga bagi kesuburan pria antara lain:
- Meningkatkan produksi testosteron yang penting untuk produksi sperma
- Meningkatkan sirkulasi darah ke organ reproduksi
- Mengurangi stres dan kecemasan yang dapat mempengaruhi kesuburan
Menurut sebuah penelitian, “Olahraga teratur dapat meningkatkan kualitas sperma dan meningkatkan kemungkinan kehamilan pada pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak.” (
Studi tentang efek olahraga pada kesuburan pria, 2022
)
Dengan demikian, olahraga dapat menjadi salah satu bagian penting dalam mengatasi oligospermia dan meningkatkan kesuburan pria.
Kesehatan Mental dan Oligospermia
Oligospermia tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Kondisi ini seringkali menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada penderita.
Dampak Oligospermia pada Kesehatan Mental
Oligospermia dapat menyebabkan tekanan emosional yang berat, terutama jika dikaitkan dengan keinginan untuk memiliki anak. Stres dan kecemasan yang timbul dapat mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
Tekanan ini bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk harapan masyarakat, tekanan dari pasangan, dan kesadaran akan kemungkinan kesulitan dalam memiliki keturunan.
Cara Mengatasi Stres dan Kecemasan
Mengatasi stres dan kecemasan akibat oligospermia memerlukan pendekatan holistik yang mencakup dukungan medis, psikologis, dan perubahan gaya hidup.
- Dukungan Psikologis: Konseling atau terapi dapat membantu penderita mengatasi beban emosional.
- Perubahan Gaya Hidup: Aktivitas fisik, meditasi, dan hobi dapat mengurangi stres.
- Dukungan Sosial: Berbagi pengalaman dengan orang lain yang memiliki kondisi serupa dapat memberikan kenyamanan dan solusi.
Menghadapi oligospermia dengan dukungan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan mental penderitanya.
Hubungan Oligospermia dan Kesehatan Jangka Panjang
Memahami dampak Oligospermia pada kesehatan reproduksi dan risiko penyakit lainnya sangat penting untuk penanganan yang efektif. Oligospermia, atau rendahnya jumlah sperma, bukan hanya mempengaruhi kesuburan pria tetapi juga memiliki implikasi pada kesehatan jangka panjang.
Dampak Oligospermia pada Kesehatan Reproduksi
Oligospermia dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan. Selain itu, kondisi ini juga dapat menjadi indikator adanya masalah kesehatan lain yang lebih serius.
Kualitas Sperma yang rendah dapat menjadi tanda adanya gangguan hormonal atau masalah pada saluran reproduksi. Oleh karena itu, diagnosis dan penanganan Oligospermia harus dilakukan dengan komprehensif.
Potensi Risiko Penyakit Lain
Pria dengan Oligospermia mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara Oligospermia dengan kondisi seperti hipogonadisme dan gangguan hormonal lainnya.
Penyakit | Risiko pada Penderita Oligospermia |
---|---|
Hipogonadisme | Tinggi |
Gangguan Hormon | Moderat |
Infeksi Reproduksi | Rendah hingga Moderat |
Oligospermia juga dapat menjadi tanda adanya kondisi medis yang lebih serius, seperti varikokel atau infeksi pada organ reproduksi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Mitos dan Fakta tentang Oligospermia
Memahami oligospermia dengan benar berarti memisahkan fakta dari mitos yang ada. Oligospermia, atau kondisi memiliki jumlah sperma yang rendah, seringkali menjadi topik perdebatan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa yang benar dan apa yang tidak.
Mitos Umum yang Beredar
Banyak mitos yang beredar tentang oligospermia, beberapa di antaranya sangat umum dan telah membingungkan banyak orang. Berikut adalah beberapa mitos yang paling sering terdengar:
- Mitos: Oligospermia hanya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Faktanya: Meskipun gaya hidup tidak sehat dapat mempengaruhi kesuburan, oligospermia juga dapat disebabkan oleh faktor medis dan genetik.
- Mitos: Semua pria dengan oligospermia tidak dapat memiliki anak. Faktanya: Dengan pengobatan yang tepat, banyak pria dengan oligospermia masih dapat memiliki anak.
- Mitos: Oligospermia tidak dapat diobati. Faktanya: Ada berbagai pilihan pengobatan yang tersedia, termasuk terapi hormon dan perubahan gaya hidup.
Penjelasan Berdasarkan Data Medis
Data medis menunjukkan bahwa oligospermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan hormonal, masalah kesehatan kronis, dan paparan lingkungan yang tidak sehat. Berikut adalah beberapa penjelasan berdasarkan data medis:
- Pengaruh Hormon: Hormon seperti testosteron memainkan peran penting dalam produksi sperma. Gangguan hormonal dapat menyebabkan oligospermia.
- Kondisi Medis: Penyakit tertentu, seperti varikokel dan infeksi, dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma.
- Gaya Hidup: Merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan paparan bahan kimia beracun dapat merusak sperma.
Dengan memahami fakta-fakta ini, kita dapat melihat bahwa oligospermia bukanlah kondisi yang tak terobati. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, banyak pria dengan oligospermia dapat meningkatkan kesuburan mereka.
Kesuburan Pria: Hubungan Oligospermia dan Fertilitas
Oligospermia dapat mempengaruhi kesuburan pria secara signifikan. Kondisi ini ditandai dengan rendahnya jumlah sperma dalam semen, yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan.
Dampak Oligospermia Terhadap Kehamilan
Oligospermia dapat memperlambat atau bahkan menghambat proses kehamilan. Dengan jumlah sperma yang rendah, kemungkinan sperma yang sehat dan aktif mencapai sel telur menjadi lebih rendah.
Pasangan yang mencoba untuk memiliki anak mungkin menghadapi kesulitan jika salah satu pasangan memiliki oligospermia. Oleh karena itu, diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting.
Pilihan Reproduksi untuk Pasangan
Pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak karena oligospermia memiliki beberapa pilihan reproduksi. Salah satu pilihan yang umum adalah teknologi reproduksi berbantuan (ART) seperti in vitro fertilization (IVF) atau intrauterine insemination (IUI).
IVF melibatkan pengambilan sel telur dan sperma, yang kemudian dibuahi di laboratorium sebelum ditransfer ke rahim. IUI melibatkan penyuntikan sperma langsung ke dalam rahim untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan.
Selain itu, beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan medis juga dapat membantu meningkatkan kesuburan pria. Ini termasuk mengoptimalkan pola makan, mengurangi stres, dan menghindari paparan zat-zat yang dapat merusak sperma.
Dengan demikian, penting bagi pasangan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk menentukan pilihan reproduksi yang paling tepat berdasarkan kondisi spesifik mereka.
Dukungan untuk Pasangan yang Mengalami Oligospermia
Dukungan pasangan memainkan peran kunci dalam menangani diagnosis Oligospermia. Menghadapi kondisi ini memerlukan kekuatan dan semangat dari kedua belah pihak.
Peran Pasangan dalam Proses Pengobatan
Pasangan dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan selama proses pengobatan. Dukungan ini dapat berupa dorongan untuk terus berjuang, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait perawatan.
Menurut sebuah penelitian, dukungan pasangan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien Oligospermia. “Dukungan pasangan adalah fondasi bagi kesembuhan dan kesejahteraan,” kata Dr. Ahmad, seorang ahli kesuburan.
Membangun Komunikasi yang Sehat
Komunikasi yang efektif antara pasangan sangatlah penting. Dengan membahas perasaan dan harapan, pasangan dapat membangun ikatan yang lebih kuat dan menghadapi tantangan bersama.
Beberapa tips untuk membangun komunikasi yang sehat meliputi:
- Mendengarkan dengan empati
- Mengungkapkan perasaan dengan jujur
- Menghindari tuduhan dan kritik
Oleh karena itu, pasangan yang menghadapi Oligospermia harus berusaha untuk terus mendukung satu sama lain dan membangun komunikasi yang sehat untuk melewati masa-masa sulit ini.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Pemeriksaan rutin dan identifikasi gejala awal Oligospermia dapat membantu dalam penanganan yang efektif. Mengetahui kapan harus mencari bantuan medis sangat penting untuk mengatasi kondisi ini.
Tanda-Tanda Penting untuk Konsultasi
Beberapa tanda yang menunjukkan perlu dilakukan konsultasi medis meliputi:
- Jumlah sperma yang rendah dalam analisis semen
- Kelainan pada testis atau penis
- Riwayat keluarga dengan kondisi kesuburan yang buruk
- Gejala hormonal seperti disfungsi ereksi
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda tersebut, segeralah berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin sangat penting dalam mendeteksi Oligospermia sejak dini. Dengan pemeriksaan rutin, potensi kesembuhan dan penanganan yang tepat dapat ditingkatkan.
Jenis Pemeriksaan | Deskripsi | Manfaat |
---|---|---|
Analisis Semen | Pemeriksaan kualitas dan kuantitas sperma | Mendeteksi Oligospermia dan kondisi lainnya |
Pemeriksaan Hormon | Pemeriksaan kadar hormon reproduksi | Mengidentifikasi gangguan hormonal |
Ultrasonografi Testis | Pemeriksaan struktur testis | Mendeteksi kelainan pada testis |
Dengan memahami pentingnya pemeriksaan rutin, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Kesimpulan dan Harapan untuk Penderita Oligospermia
Memahami Oligospermia dan berbagai aspek terkait kondisi ini merupakan langkah awal dalam menangani masalah kesuburan pada pria. Dengan pengetahuan yang tepat, penderita Oligospermia dapat memperoleh perawatan yang efektif dan meningkatkan peluang untuk memiliki keturunan.
Mengenal Lebih Jauh tentang Oligospermia
Oligospermia adalah kondisi medis yang ditandai dengan rendahnya jumlah sperma dalam semen. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup, kesehatan fisik, dan faktor lingkungan.
Mengambil Langkah Selanjutnya
Dengan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai, banyak pasangan yang berhasil memiliki anak meskipun salah satu pasangannya mengalami Oligospermia. Oleh karena itu, penting bagi penderita Oligospermia untuk tidak menyerah dan terus mencari bantuan medis untuk meningkatkan kesuburan.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa Oligospermia bukanlah akhir dari harapan untuk memiliki keturunan. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang cukup, penderita Oligospermia masih memiliki kesempatan untuk menjadi orang tua.