Penyakit Zoonosis: Bahaya yang Perlu Diwaspadai

Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ini perlu menjadi perhatian serius. Zoonosis dapat menyebabkan dampak signifikan pada kesehatan manusia.

Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang penyakit zoonosis, termasuk gejala, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahannya. Dengan memahami informasi ini, kita dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi bahaya yang ditimbulkan.

Read More

BACA ARTIKEL LAINNYA DISINI

Poin Kunci

  • Pengertian dasar tentang Penyakit Zoonosis
  • Cara penularan Penyakit Zoonosis
  • Gejala yang umum terjadi pada Penyakit Zoonosis
  • Langkah-langkah pencegahan Penyakit Zoonosis
  • Dampak Penyakit Zoonosis pada kesehatan manusia

Apa Itu Penyakit Zoonosis?

Penyakit zoonosis didefinisikan sebagai penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, mulai dari yang ringan hingga yang berpotensi fatal.

Definisi Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis mencakup berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, parasit, dan fungi, yang dapat berpindah dari hewan ke manusia melalui berbagai cara. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi atau melalui vektor seperti nyamuk dan caplak.

Contoh penyakit zoonosis yang terkenal termasuk:

  • Rabies
  • Leptospirosis
  • Toxoplasmosis
  • Avian influenza (flu burung)

Sejarah Penyakit Zoonosis

Sejarah mencatat bahwa penyakit zoonosis telah ada sejak manusia pertama kali berinteraksi dengan hewan. Wabah penyakit seperti pes dan antraks telah mempengaruhi peradaban manusia sepanjang sejarah.

Beberapa contoh wabah zoonosis yang signifikan meliputi:

  1. Wabah pes di Eropa pada abad ke-14
  2. Penularan virus Ebola di Afrika
  3. Wabah SARS pada tahun 2003

Memahami sejarah dan definisi penyakit zoonosis sangat penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian yang efektif.

Jenis-jenis Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis dapat disebabkan oleh berbagai agen patogen, termasuk virus, bakteri, dan parasit, yang masing-masing memiliki karakteristik unik. Memahami jenis-jenis penyakit zoonosis sangat penting untuk mengembangkan strategi pencegahan yang efektif.

Penyakit Virus

Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus termasuk Rabies dan Ebola. Virus-virus ini dapat menular melalui gigitan hewan atau kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi.

Contoh lain adalah Hantavirus, yang dapat menular melalui kontak dengan kotoran tikus yang terinfeksi. Pencegahan penyakit ini memerlukan pemahaman tentang cara penularan dan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Penyakit Bakteri

Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri meliputi Leptospirosis dan Anthrax. Leptospirosis menular melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi, sedangkan Anthrax dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi.

Penyakit Parasit

Penyakit parasit seperti Toxoplasmosis dan Leishmaniasis juga merupakan contoh penyakit zoonosis. Toxoplasmosis dapat menular melalui kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi, sedangkan Leishmaniasis menular melalui gigitan lalat pasir yang terinfeksi.

Jenis Penyakit Patogen Cara Penularan
Rabies Virus Gigitan hewan terinfeksi
Leptospirosis Bakteri Kontak dengan urin hewan terinfeksi
Toxoplasmosis Parasit Kontak dengan kotoran kucing terinfeksi

Cara Penularan Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis dapat menular ke manusia melalui berbagai cara, termasuk kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Penularan ini bisa terjadi melalui beberapa jalur, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perilaku manusia dan kondisi lingkungan sekitar.

Penularan Melalui Hewan

Penularan penyakit zoonosis melalui hewan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti gigitan atau sentuhan, dapat menyebabkan penularan penyakit.

  • Gigitan hewan yang terinfeksi rabies
  • Sentuhan dengan hewan yang terinfeksi leptospirosis
  • Kontak dengan kotoran hewan yang terinfeksi

Selain itu, penularan tidak langsung dapat terjadi melalui vektor seperti nyamuk dan kutu yang membawa patogen.

Penularan Lingkungan

Lingkungan yang terkontaminasi patogen juga dapat menjadi sumber penularan penyakit zoonosis. Air yang terkontaminasi, tanah, dan permukaan yang terkena kotoran hewan dapat menjadi media penularan.

  1. Kontaminasi air minum dengan urin hewan yang terinfeksi leptospirosis
  2. Tanah yang terkontaminasi telur cacing pita
  3. Permukaan yang terkena kotoran hewan terinfeksi

Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan sangat penting untuk mencegah penularan penyakit zoonosis.

Gejala Umum Penyakit Zoonosis

Memahami gejala umum penyakit zoonosis sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penyakit zoonosis dapat menyebabkan berbagai gejala yang beragam tergantung pada jenis patogen yang menyebabkan infeksi.

Gejala Ringan

Gejala ringan penyakit zoonosis seringkali mirip dengan gejala flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Beberapa orang mungkin mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, vomiting, atau diare. Gejala ringan ini dapat diatasi dengan perawatan suportif dan istirahat yang cukup.

Gejala Berat

Dalam beberapa kasus, penyakit zoonosis dapat menyebabkan gejala berat yang memerlukan perhatian medis segera. Gejala berat dapat meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, dan gangguan pernapasan. Kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius, seperti meningitis atau ensefalitis, yang memerlukan penanganan medis darurat.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala penyakit zoonosis sedini mungkin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Grup Rentan terhadap Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa kelompok masyarakat lebih rentan terhadap infeksi ini. Memahami siapa saja yang termasuk dalam kelompok rentan sangat penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian yang efektif.

Anak-anak

Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit zoonosis karena sistem imun mereka yang masih berkembang. Mereka sering kali terpapar pada hewan peliharaan atau lingkungan yang mungkin membawa patogen zoonotik.

Lansia

Lansia juga memiliki risiko tinggi karena penurunan fungsi sistem imun yang terjadi seiring dengan penuaan. Kondisi ini membuat mereka lebih sulit melawan infeksi, termasuk penyakit zoonosis.

Penderita Penyakit Kronis

Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, HIV/AIDS, atau mereka yang menjalani kemoterapi memiliki sistem imun yang lemah, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi zoonotik.

Menurut sebuah studi, kelompok rentan ini perlu mendapatkan perhatian khusus dalam upaya pencegahan dan pengobatan penyakit zoonosis. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya memainkan peran penting dalam memberikan informasi dan perawatan yang tepat.

Kelompok Rentan Faktor Risiko Rekomendasi Pencegahan
Anak-anak Sistem imun belum matang Pendidikan tentang hygiene, pengawasan saat berinteraksi dengan hewan
Lansia Penurunan sistem imun Vaksinasi, pemeriksaan kesehatan rutin
Penderita Penyakit Kronis Sistem imun lemah Pengelolaan penyakit kronis, menghindari paparan patogen

Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan kelompok rentan, kita dapat meningkatkan efektivitas upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis.

“Pencegahan penyakit zoonosis memerlukan pendekatan holistik yang mencakup pendidikan masyarakat, pengawasan veteriner, dan kerjasama lintas sektoral.”

— WHO

Diagnosis Penyakit Zoonosis

Proses diagnosis penyakit zoonosis melibatkan pemeriksaan klinis dan laboratorium yang teliti untuk mengidentifikasi patogen yang menyebabkan infeksi.

Diagnosis yang akurat sangat penting untuk mengembangkan rencana pengobatan yang efektif. Dokter memainkan peran kunci dalam melakukan diagnosis dengan mempertimbangkan gejala yang muncul dan riwayat kesehatan pasien.

Metode Diagnostik Umum

Metode diagnostik umum untuk penyakit zoonosis meliputi pemeriksaan fisik, wawancara riwayat kesehatan, dan pengamatan gejala klinis. Dokter juga dapat menggunakan tes diagnostik cepat untuk mengidentifikasi patogen tertentu.

Pemeriksaan fisik yang teliti dapat mengungkapkan tanda-tanda infeksi, seperti demam, radang, atau luka pada kulit. Wawancara riwayat kesehatan membantu dokter memahami potensi paparan pasien terhadap hewan atau lingkungan yang terinfeksi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium memainkan peran penting dalam memastikan diagnosis penyakit zoonosis. Tes laboratorium dapat meliputi analisis darah, kultur mikroba, dan tes serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap patogen tertentu.

Analisis darah dapat membantu mengidentifikasi adanya infeksi dengan memeriksa jumlah sel darah putih dan adanya penanda inflamasi. Kultur mikroba memungkinkan identifikasi langsung patogen yang menyebabkan infeksi.

Dengan menggunakan kombinasi metode diagnostik umum dan pemeriksaan laboratorium, dokter dapat membuat diagnosis yang akurat dan mengembangkan rencana pengobatan yang tepat untuk pasien dengan penyakit zoonosis.

Pencegahan Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis dapat dicegah melalui berbagai cara, termasuk vaksinasi dan menjaga kebersihan. Pencegahan yang efektif memerlukan pemahaman yang komprehensif tentang cara penularan dan strategi pencegahannya.

Vaksinasi

Vaksinasi merupakan salah satu metode pencegahan yang paling efektif terhadap penyakit zoonosis. Vaksin dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, sehingga mengurangi risiko penularan. Beberapa penyakit zoonosis seperti rabies dan leptospirosis memiliki vaksin yang efektif.

Menurut

“Laporan Kesehatan Dunia 2022”

, vaksinasi telah terbukti mengurangi kasus penyakit zoonosis secara signifikan di berbagai negara. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi di masyarakat.

Kebersihan dan Sanitasi

Kebersihan dan sanitasi yang baik juga berperan penting dalam mencegah penyakit zoonosis. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat mengurangi risiko penularan penyakit. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk mencuci tangan secara teratur, menjaga kebersihan makanan, dan menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi membawa penyakit.

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara teratur
  • Menjaga kebersihan makanan dan minuman
  • Menghindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang sakit

Dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, masyarakat dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena penyakit zoonosis.

Peran Petugas Kesehatan

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis, petugas kesehatan memainkan peran kunci. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit zoonosis, tetapi juga terlibat dalam diagnosis dan pengobatan.

Tanggung Jawab dan Pelatihan

Petugas kesehatan memiliki tanggung jawab besar dalam menangani kasus penyakit zoonosis. Mereka harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai melalui pelatihan yang tepat. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang gejala, diagnosis, dan pengobatan penyakit zoonosis.

Selain itu, petugas kesehatan juga harus mampu memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat tentang cara pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis.

Tanggung Jawab Deskripsi
Edukasi Masyarakat Memberikan informasi tentang penyakit zoonosis dan cara pencegahannya
Diagnosis dan Pengobatan Melakukan diagnosis dan pengobatan pada pasien dengan penyakit zoonosis
Kolaborasi dengan Organisasi Kesehatan Bekerja sama dengan organisasi kesehatan lainnya untuk mengendalikan penyebaran penyakit zoonosis

Kolaborasi dengan Organisasi Kesehatan

Kolaborasi antara petugas kesehatan dan organisasi kesehatan lainnya sangat penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit zoonosis. Kerja sama ini dapat meliputi pertukaran informasi, sumber daya, dan strategi penanganan.

Dengan adanya kolaborasi yang baik, diharapkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dapat lebih efektif.

Peran Petugas Kesehatan dalam Penyakit Zoonosis

Protokol Penanganan Kasus Zoonosis

Penanganan kasus zoonosis memerlukan protokol yang efektif untuk mengurangi risiko komplikasi dan kematian. Protokol ini harus mencakup tindakan pertama yang tepat dan rujukan ke spesialis jika diperlukan.

Tindakan Pertama

Tindakan pertama dalam penanganan kasus zoonosis melibatkan identifikasi gejala dan diagnosis awal. Petugas kesehatan harus melakukan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik untuk menentukan kemungkinan penularan zoonosis.

Penggunaan alat pelindung diri (APD) juga sangat penting untuk mencegah penularan penyakit dari pasien ke petugas kesehatan.

Rujukan ke Spesialis

Jika kasus zoonosis teridentifikasi, rujukan ke spesialis yang tepat sangat penting. Spesialis seperti dokter penyakit dalam atau dokter mikrobiologi dapat membantu dalam diagnosis lebih lanjut dan penanganan yang lebih spesifik.

Rujukan ini juga membantu dalam mengurangi risiko komplikasi dan memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang optimal.

Dalam beberapa kasus, kolaborasi antara berbagai spesialis juga diperlukan untuk menangani kasus zoonosis yang kompleks.

Dampak Sosial Ekonomi Penyakit Zoonosis

Pengaruh penyakit zoonosis terhadap sosial ekonomi masyarakat adalah isu yang sangat penting. Penyakit zoonosis tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan.

Pengaruh pada Pertanian

Penyakit zoonosis dapat mempengaruhi sektor pertanian secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya, wabah penyakit pada hewan ternak dapat menyebabkan kerugian besar bagi peternak.

  • Penurunan produksi hasil ternak
  • Biaya tambahan untuk pengendalian penyakit
  • Kehilangan pasar akibat isu kesehatan

Selain itu, penyakit zoonosis juga dapat mempengaruhi perdagangan internasional produk hewan, sehingga berdampak pada ekonomi nasional.

Dampak pada Kesehatan Masyarakat

Dampak penyakit zoonosis pada kesehatan masyarakat tidak hanya berupa biaya pengobatan tetapi juga kehilangan produktivitas.

  1. Biaya pengobatan yang tinggi untuk pasien
  2. Hilangnya pendapatan akibat absensi kerja
  3. Pengeluaran tambahan untuk program pencegahan

Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis secara efektif untuk mengurangi dampak sosial ekonominya.

Dengan memahami fakta penyakit zoonosis dan dampaknya, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini.

Contoh Kasus Penyakit Zoonosis di Indonesia

Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan terkait penyakit zoonosis dalam beberapa tahun terakhir. Penyakit zoonosis merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan hewan di Indonesia.

Beberapa kasus penyakit zoonosis yang menonjol di Indonesia antara lain rabies dan leptospirosis. Kedua penyakit ini memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat dan ekonomi.

Kasus Penyakit Rabies

Rabies adalah salah satu penyakit zoonosis yang paling mematikan dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selama beberapa dekade. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, biasanya anjing.

Menurut data Kementerian Kesehatan, terdapat peningkatan kasus rabies di beberapa wilayah Indonesia. Upaya pencegahan dan pengendalian rabies meliputi vaksinasi hewan peliharaan dan pendidikan masyarakat tentang bahaya rabies.

Kasus Penyakit Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis lain yang signifikan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditularkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.

Kasus leptospirosis sering dilaporkan setelah banjir, karena kondisi ini memungkinkan bakteri untuk menyebar lebih luas. Pencegahan leptospirosis melibatkan peningkatan sanitasi dan kebersihan lingkungan, serta edukasi kepada masyarakat tentang cara menghindari paparan bakteri Leptospira.

Menurut Dr. dr. H. Mohammad Subuh, MPPM, “Penanganan wabah zoonosis memerlukan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan.”

Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit zoonosis dan cara pencegahannya. Dengan kerjasama dan tindakan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak negatif dari penyakit zoonosis di Indonesia.

Regulasi dan Kebijakan Terkait Zoonosis

Kebijakan kesehatan nasional dan internasional memainkan peran krusial dalam pengendalian penyakit zoonosis. Dengan adanya regulasi yang tepat, penyebaran penyakit ini dapat diminimalkan.

Peraturan Kesehatan Nasional

Di Indonesia, pemerintah telah mengembangkan berbagai peraturan untuk mengendalikan penyakit zoonosis. Salah satu contoh adalah peraturan mengenai vaksinasi hewan peliharaan untuk mencegah penyebaran rabies.

Vaksinasi merupakan salah satu langkah penting dalam pencegahan penyakit zoonosis. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan program vaksinasi untuk hewan peliharaan, terutama untuk penyakit rabies.

Penyakit Zoonosis

Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional juga sangat penting dalam menangani penyakit zoonosis. Organisasi kesehatan dunia seperti WHO dan OIE berperan dalam mengembangkan pedoman dan standar untuk pengendalian penyakit zoonosis di seluruh dunia.

Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional, turut serta dalam kerjasama ini dengan mengadopsi pedoman dan standar internasional ke dalam kebijakan nasional.

Inovasi dalam Penelitian Penyakit Zoonosis

Inovasi dalam penelitian penyakit zoonosis telah membawa harapan baru dalam pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Dengan kemajuan teknologi dan penemuan vaksin yang lebih efektif, kita dapat lebih siap dalam menghadapi wabah penyakit zoonosis di masa depan.

Teknologi Baru

Teknologi baru memainkan peran penting dalam penelitian penyakit zoonosis. Contohnya, penggunaan teknologi genomik memungkinkan peneliti untuk memahami lebih baik bagaimana patogen zoonotik berevolusi dan bagaimana mereka dapat ditangani.

Beberapa contoh teknologi baru yang digunakan dalam penelitian penyakit zoonosis meliputi:

  • Penggunaan data besar (big data) untuk memantau penyebaran penyakit
  • Penerapan teknologi pengurutan genom (genome sequencing) untuk mengidentifikasi patogen
  • Pengembangan model prediksi untuk mengantisipasi wabah

Penemuan Vaksin

Penemuan vaksin baru merupakan salah satu aspek paling penting dalam pengendalian penyakit zoonosis. Vaksin yang efektif dapat mencegah penyebaran penyakit dari hewan ke manusia, sehingga mengurangi risiko wabah.

Jenis Vaksin Kegunaan Contoh Penyakit
Vaksin Hidup yang dilemahkan Meningkatkan kekebalan tubuh Rabies, Campak
Vaksin Subunit Menginduksi respons imun Influenza, Hepatitis B
Vaksin Konjugat Meningkatkan respons imun pada anak-anak Pneumokokus, Meningitis

Dengan adanya inovasi dalam penelitian penyakit zoonosis, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mencegah dan mengendalikan penyakit ini. Inovasi ini tidak hanya membantu dalam penemuan vaksin baru tetapi juga dalam pengembangan strategi pencegahan yang lebih efektif.

Kesimpulan dan Harapan Masa Depan

Pengendalian Penyakit Zoonosis memerlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat. Dengan memahami Informasi Penyakit Zoonosis, kita dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam pencegahan penyakit ini.

Strategi Pengendalian

Peran Dokter dalam Penyakit Zoonosis sangat penting dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit ini. Mereka juga berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan dan penularan Penyakit Zoonosis.

Edukasi Masyarakat

Edukasi masyarakat tentang Penyakit Zoonosis harus dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam pencegahan. Dengan demikian, kita dapat berharap untuk mengurangi dampak Penyakit Zoonosis di masa depan.

FAQ

Apa itu penyakit zoonosis?

Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.

Bagaimana cara penularan penyakit zoonosis?

Penyakit zoonosis dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui lingkungan yang terkontaminasi.

Apa saja gejala umum penyakit zoonosis?

Gejala umum penyakit zoonosis meliputi demam, sakit kepala, dan gangguan gastrointestinal.

Siapa yang lebih rentan terhadap penyakit zoonosis?

Anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis lebih rentan terhadap penyakit zoonosis.

Bagaimana cara mencegah penyakit zoonosis?

Pencegahan penyakit zoonosis dapat dilakukan melalui vaksinasi, kebersihan, dan sanitasi.

Apa peran petugas kesehatan dalam pengendalian penyakit zoonosis?

Petugas kesehatan memainkan peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, melakukan diagnosis dan pengobatan, serta berkolaborasi dengan organisasi kesehatan lainnya.

Bagaimana cara menangani kasus zoonosis?

Penanganan kasus zoonosis memerlukan protokol yang jelas dan efektif, termasuk tindakan pertama yang tepat dan rujukan ke spesialis jika diperlukan.

Apa dampak sosial ekonomi penyakit zoonosis?

Penyakit zoonosis dapat memiliki dampak signifikan pada sektor pertanian dan kesehatan masyarakat.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *